menunggu sampai pada saat-saat yang membosankan
menyambut pagi dengan suara masa depan yang berlarian
halaman yang dipenuhi rerumputan atau aroma anyir selokan
mengenang masa lampau dimana tali sepatu kita enggan diikatkan
he! kita bertemu lagi
mengingat dan berucap aksara yang baru kita hapal
melangkah ringkih bersandar tangan bekas buaian
sahabat sejati adalah pulau kapuk
disisa waktu bermuara segala mani, seni dan tahi menumpuk
yang tambah hanya angka dan layu hanya raga
jiwa kita terus tumbuh dipelosok makna muda
insan memang pelupa namun kita tetap jadi partisipan peristiwa
sedang mati merupakan akibat dari hidup yang beristirahat
0 Komentar