budak zaman melenting riang
seketika hening lantas terajang
cerita hulu ke hilir, layar terkembang
sesuka saja waktu kita tumbang
sebuah kupu-kupu mati, katamu
takdirnya hanyalah beberapa minggu
tak apa ia telah tau lebih dulu
takdirnya tak seperti kita yang semu
suara deru nafas tak berhenti
sampai Tuhan bersabda disuatu pagi
`kau telah letih, pijakanmu ringkih dan karena Aku sedang ingin kau harus menepi`
kita bukan mati karena-Nya kita abadi
sesudah kita mati ditanam
waktu serasa lebih lama berdentam
cita cita, impian dan harapan bersemanyam
dalam ingatan kepala yang raut masam
0 Komentar